Pertempuran Merah Putih di ManadoBerita proklamasi
Kemerdekaan Indonesia tersiar juga samapi ke Manado. Rakayat Manadokhususnya
para pemuda menyambutnya dengan hangat. Di sisi lain, pasukan NICA
untuk mengamankan kepentiangan segera mempersenjatai bekas pasukan KNIL
yang menjaditawananan Jepang. Mereka disambut sebagai Pasukan Tangsi Putih.Pada
bulan Desember 1945, pasukan Sekutu menyerahkan kekuasaan kota Manado
kepada NICA. Stelah mendapat mandate itu, pasukan NIca segera melakukan
penagkapan terhadapsejumlah tokoh RI untuk mengamankan kedudukannya RI. Para
bekas pasukan KNIL yangmendukung RI dikenal sebagai Pasukan Tangsi Hitam. Para
pejuang itu membentuk PasukanPemuda Indonesia (PPI). PPI sering melakukan
pertemuan rahasia untuk mengoordinasikankegiatan melawan NICA. Akan tetapi,
kegiatan tersebut diketahui NICA. Akibatnya, beberapa pemimpin PPI
ditangkap. Senjata pasukan KNIL pendukung RI dilucuti. Namun, tindakan NICAtersebut
tidak menyrutkan tekad para pejuang Indonesia. Pada tanggal 14 Febuari 1946,
PPImenyerbu NICA dimarkas Tangsi Putih di Teling. Dengan senjata seadanya, PPI
mampumelepaskan para tawanan dan melawan komandan NICA dan pasukannya. Secara
spontan para pejuang merobek warna riru pada Bendera Belanda di markas itu
dan mengibarkan benderaMerah putih. Para pejuang juga berhasil menguasai markas
NICA di Tomohon dan Tondano.Para pendukung RI segera membentuk pemerintah
sipil. B.W Lapian terpilih sebagai residennya.Berita penegak kedaulatan
Indonesia di Manado segera dikirim ke Yogyakarta.
Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946
Oleh Ben Wowor PADA 7
Februari 1946 seluruh rencana telah rampung sampai pada tindakan-tindakan
darutatserta pengamanan bilamana terjadi sesuatu kemacetan. Rencana ini telah
pula diberitahukankepada BW Lapian dalam suatu rapat rahasia yang diadakan pada
hari itu di rumahnya diSingkil, Manado Utara. Juga turut dalam perundingan PM
Tangkilisan, juga telah dihubungi NoTicoalu dan dr Tumbelaka. Situasi Markas
Besar KNIL di Tomohon senantiasa diberitahukanoleh AS Rombot melalui FW Sumanti
yang bertindak sebagai ordonans umum.Pembagian tugas yang ditetapkan oleh Ch
Taulu dan SD Wuisan sebagai berikut:1. Kompi-VII dijadikan combat troop,
dipimpin Mambo Runtukahu, Yus Kotambunan, GersonAndris, Mas Sitam, Lengkong
Item dan Niko Anes. Mereka menguasai dan mengamankan perwira-perwira
Belanda KNIL dan NICA.2. Yang pertama harus dikuasai bahan makanan, senjata,
mesiu dan pakaian.3. Kompi-148 dibawah pimpinan Wim Waney, dibantu Wim
Tamburian, Wangko Sumanti,Frans Lantu, Yan Sambuaga, Bert Sigarlaki, Samel
Kumaunang,
Oscar Rumambi, setelah
dapatdikuasai tempat-tempat suplai tersebut, harus menjalankan -aksi
penangkapan terhadap anggotatentara Belanda dan pejabat-pejabat NICA di rumah
mereka.4. SD Wuisan menguasai Kompi-143 dan akan mengawasi kamp tawanan Jepang
di Girian-Bitung; Sigar Mende dan Polet Malonda Kompi-144 di Manado dan
Suparmin Kompi-142 diTomohon.5. Pengamanan markas besar di Tomohon dan
telekomunikasi ditugaskan kepada telegrafis-
markonis AS Rombot yang
selanjutnya akan menguasai semua dinas radio. No Tooy menguasai semua
dinas telepon dan Maurits Rotinsulu dinas pengangkutan.6. Kurir-kurir istimewa
untuk menghubungi pemuda-pemuda di Manado, Tondano dan pedalaman Minahasa
adalah No Korompis, Gustaf Sumarauw, Jan Sambuaga dan WimTamburian.Penangkapan
di Kalangan Militer Pada 28 Januari 1946, Freddy Lumanauw dan Mantik
Pakasi dipanggil Komandan Garnisun,Kapten Blom, dan langsung dibawa ke penjara
karena ada laporan bahwa mereka sedangmengatur komplot untuk menggulingkan
kekuasaan KNIL di tangan Belanda. Pada 31 JanuariLumanauw dan Mantik dibawa di
bawah pengawalan MP ke Tomohon dan langsung diperiksaoleh
Oditur Militer Mr OE Schravendijck.
Pada hari itu mereka dikembalikan ke penjara Manadokarena mereka tidak bersedia
mengungkapkan sebab dan latarbelakang sehingga mereka mulai berkomplot.
Selama dalam tahanan ini mereka diberitahu oleh Frans Korah
tentang perkembangan rencana persiapan kup yang diatur oleh Taulu, Wuisan
dan Sumanti.Pada 6 Februari 1946 mereka kembali diperiksa di Tomohon, dimana
kepada mereka dinyatakanoleh Oditur Militer bahwa sudah diperoleh bukti yang
jelas menunjukkan, bahwa mereka pada1944 telah dikirim ke Sulut dengan tugas
khusus dari Dr Ratulangi yang kini berada di Makassar untuk melaksanakan
revolusi kemerdekaan Indonesia. Lumanauw yakin bahwa mata-mataBelanda telah
mengikuti pembicaraan dalam perundingan-perundingan rahasia dari pasukanTubruk
dan Schravendijck telah mengadakan pengecekan dengan atasannya di Jakarta.
Proses pengusutan ini akan membawa mereka ke sidang mahkamah militer,
namun mereka tidak bersedia menuturkan mission yang diberikan oleh
Ratulangi pada waktu mereka diberangkatkandari Jakarta itu. NICA menjadi
gelisah karena setelah gerakan-gerakan pemuda berhasil ditekannya, malah
tubuhdan aparatnya sendiri, yakni KNIL, telah disusupi oleh musuh-musuh
Republik yang berpemerintahan pusat di Jogyakarta.Kemudian pribadi-pribadi
Taulu dan Wuisan semakin besar mendapat perhatian dan sorotan
dari pimpinan KNIL.
Opsir-opsir Belanda telah
beberapa kali mengadakan pertemuan antara mereka sendiri, yakniBlom, Verwaayen,
De Leeuw, Molenburgh, Brouwers dan lain-lain untuk menemukan jalan,cara
bagaimana mereka dapat menumpas gerakan-gerakan bawah tanah dalam tubuh
KNIL,supaya tidak menjalar ke seluruh jajaran KNIL. Mereka semakin bingung,
karena setelah penangkapan pemuda-pemuda pada 9 Januari lalu dan kemudian
pada 28 Januari Lumanauw danPakasi diamankan di penjara, sebenarnya sudah tidak
ada lagi anasir-anasir Republik yangmereka harus takuti.Pada 9 Februari
pimpinan KNIL mengambil tindakan pengamanan di kompleks tentara Telingdengan
menangkap anggota komplotan Wangko Sumanti, Frans Lantu, Yan Sambuaga dan
WimTamburian. Mereka ini dikunci dalam sel Tangsi Putih. Bukti kegiatan mereka,
termasuk menghubungi pemuda-pemuda ekstremis dan pejabat-pejabat tertentu
yang dicurigai, sudahcukup jelas bagi NICA setelah dicek dengan laporan-laporan
yang masuk.
Taulu dan Wuisan
Masuk Sel Namun, keadaan menjadi makin tegang. Pada 13 Februari, jam 9
pagi, Furir Taulu dipanggilkomandan Kapten Blom dan setelah senjatanya dilucuti
oleh sersan-mayor Brouwers, maka iadimasukkan dalam sel tahanan.Tidak berapa
lama Sersan Bisman dipanggil oleh Kapten Blom, tetapi ia tidak ditahan,
mungkinkarena ia memiliki tanda jasa dari Tentara Sekutu. Bisman dalam Perang
Dunia ke-2 mendapatlatihan intelejen di Australia dan sering turut dalam kapal
selam Sekutu untuk dilepaskan di perairan daerah musuh untuk mencari tahu
kekuatan tentara Jepang, seperti yang dilakukannya diTarakan dan di Manado pada
1944.Selanjutnya Komandan Kompi VII, Carlier, dipanggil oleh Komandan Korps,
Kapten Blom,yang menanyakan kepadanya bagaimana dengan keadaan Kompi VII.
Dijawab oleh LetnanCarlier bahwa Kompi VII dapat mengamankan seluruh Sulut,
karena prajurit-prajuritnya banyak berpengalaman dalam perang yang
baru lampau, lagipula kompi ini adalah pemberani, namun patuh dan setia
pada atasannya.Mambi Runtukahu Memelopori AksiYang memelopori aksi adalah
Peleton I: Mambi Runtukahu, Wkl Kmd Regu I, Gerson Andris,Wkl Kmd Regu II, Mas
Sitam, Wkl Kmd Regu III, Yus Kotambunan, Kmd Verkenner,Lengkong Item, Angg regu
IV dan Wehantouw Verkenner.Kota Manado DikuasaiDi penjara Manado para tahanan
nasionalis pada tengah malam itu dengan hati berdebar-debar menunggu saat
dimulaikan aksi di Teling. Karena mereka juga telah diberitahu tentang saat
danawal aksi ini sebelumnya melalui titipan surat yang disembunyikan dalam
makanan. Merekaamat cemas dan hampir saja putus asa ketika mendengar bahwa
unsur-unsur pimpinan pemberontakan sudah tertangkap.Ketegangan memuncak
ketika pintu besi dari penjara berbunyi gemerincing: Apakah aksi telahgagal dan
Belanda akan memperkeras tindakan-tindakan penekanan? Demikianlah Lumanauwdan
Pakasi bertanya-tanya. Melalui trali-trali sel tampaklah pada mereka bukanlah
Polisi Militer (PM) yang muncul melainkan kawan-kawan Frans Lantu dan Yus
Kotambunan. Merekamemasuki halaman penjara dengan menyandang beberapa
perlengkapan senjata serta didampingioleh sipir yang membawa kunci-kunci.
Semuanya lalu bersorak-sorak gembira. Lumanauw danPakasi diberikan
masing-masing senapan dan pistol, karena mereka harus melanjutkan tugasuntuk
menyelesaikan aksi kup itu yang tengah berjalan dan masih berbentuk tanda
tanya.Kaum nasionalis yang selama ini meringkuk dalam tahanan semuanya
dibebaskan. Tampak diantara mereka tokoh-tokoh perintis nasional seperti GE Dauhan,
A Manoppo,O H Pantouw, MaxTumbel, Dr Sabu, FH Kumontoy, CP Harmanses, HC
Mantiri, NP Somba dan juga pemimpin- pemimpin pemuda BPNI, John Rahasia
dan Mat Canon.Komandan Garnisun Manado, Kapten Blom, yang berdiam di Sario
dibangunkan oleh ajudannyadengan kata-kata: µ¶Kapten diminta datang segera ke
Teling karena keadaan agak berbahaya.
Letnan Verwaayen mendesak
agar segera datang!¶¶ Juga ditegaskan oleh ajudannya, bahwa para pengawal
sudah siap menunggu di luar dengan sebuah jeep, bahwa perjalanan aman
dan penjagaan cukup kuat.Pada subuh hari semua tentara Belanda dimasukkan
dalam tahanan di Teling dan selebihnyadibawa ke penjara untuk menggantikan para
tahanan nasionalis yang telah dibebaskan.Sang Saka Merah Putih
Berkibar Pada jam 03.00 di markas tentara di bukit Teling, sewaktu aksi
penangkapan sedang berjalan,maka Wangko Sumanti yang memberikan perintah,
mengambil bendera Belanda (merah-putih- biru) yang disimpan di rumah jaga,
merobek helai birunya dan menyerahkan bagian dwi-warnakepada Mambi Runtukahu
yang sudah siap sebagai inspektur upacara menunggu dekat tiang bendera.
Secara hikmat bendera Merah Putih digerek oleh Kotambunan dan Sitam
untuk kemudian berkibar pada saat fajar menyingsing di bumi Sulut.Ternyata
pasukan-pasukan KNIL yang ada di Tomohon dan Girian masih dikuasai oleh
perwira- perwira Belanda dan perlu mendapat penyelesaian dari Manado.
Perintah dan persiapandilakukan oleh Wangko Sumanti untuk meneruskan aksi kup
ini di Tomohon dan Girian.Tomohon Diserbu: Korban di Kedua Belah
Pihak Segera Frans Bisman dan Freddy Lumanauw ditugaskan dengan dua
peleton siap tempur untuk menuju Tomohon. Pada jam 04.30 14 Februari
mereka berangkat dengan empat kendaraan, yaitu2 jeep dan 2 truck/power. Jeep
depan berbendera Merah-Putih dikendarai oleh Frans Bismandengan beberapa
pengawal penembak bren, menyusul jeep kedua dengan perlengkapan dan pengawalan
yang sama; yang ditempati oleh Freddy Lumanauw.Di luar Kota Manado konvoi ini
sedikit mengalami hambatan karena jeep terdepan terjerumusdalam selokan,
sehingga agak memakan waktu untuk menariknya, namun tak ada kerusakan
apa-apa.Gelaerts, demikian nama sersan Belanda itu, berada di Manado waktu
terjadi kup tengah malamdan ia langsung mengendarai motornya ke Tomohon untuk
memberitahukan kejadian ini kepadaKomandan De Vries setelah hubungan telepon
terputus.Sewaktu mau kembali ke Manado pagi itu dan berada di pompa bensin
untuk mengisi minyak ia berpapasan dengan pasukan penyerbu dari
Bisman.Ultimatum Kepada Komandan KNILKomandan Polisi Samsuri yang menjadi
penghubung antara Pasukan Bisman dan KomandanKNIL De Vries, membawa ultimatum
dari Bisman agar De Vries dengan seluruh pasukan- pasukannya di Tomohon
ialah Kompi-142 dan satu kompi stafnya menyerahkan diri. Dengandua tangannya
diangkat ke atas, Samsuri menempuh jarak duaratus meter lebih menuju keMarkas
De Vries, di mana komandan ini sudah siap dengan stellingnya.Samsuri
menjelaskan kepada De Vries bahwa pasukan dari Manado telah tiba di
persimpangan jalan di depan kantor polisi Tomohon dan meminta
Overste De Vries bersama
pasukannya di Tomohon menyerahkan diri.Samsuri kembali untuk menyampaikan
jawaban ini dan untuk kedua kalinya Bismanmemerintahkan Samsuri untuk
memberitahukan De Vries bahwa pasukan dari Manado akansegera mengadakan
serangan.Mendengar akan ultimatum terakhir ini maka De Vries memutuskan dan
menyampaikan kepadaSamsuri bahwa ia akan menyerahkan diri bersama
pasukan-pasukan di Tomohon, termasuk para penguasa sipil NICA kepada
pasukan Bisman.Kup Berhasil dan Penguasa-penguasa Belanda TertawanUpacara
penyerahan berlangsung dengan pelbagai campuran perasaan bagi kedua pihak
masing-masing. Komandan KNIL itu terharu dan bercucuran air mata ketika bendera
merah-putih-birudisobek helai birunya dan dwi-warna Merah-Putih dinaikkan pada
tiangnya. Atas permintaanBisman maka De Vries menuju ke kendaraan yang tersedia
dan bersama-sama mereka menuju kekantor polisi untuk meneruskan perjalanan ke
Manado.Residen Coomans de Ruyter, Komandan NICA, diambil dari tempat
kediamannya di rumah sakitRK Gunung Maria, begitu anggota-anggota Staf NICA
lainnya yang berada di Kaaten-Tomohondikumpulkan di kantor polisi dan dengan
sebuah truk mereka langsung dibawa ke tempat penampungan di Manado.Suatu
pasukan kecil di bawah pimpinan Freddy Lumanauw masih harus meneruskan
tugasoperasi ke pedalaman Minahasa. Pengemudinya Oscar Pandeiroth menggantikan
Alo Porayouwyang telah gugur sebagai seorang pahlawan kemerdekaan dan menjadi
pahlawan 14 Februari1946 yang pertama.Suatu peristiwa yang menegangkan yang
diceritakan Freddy Lumanauw kemudian, ialah ketikadalam persiapan untuk
menyerbu markas De Vries, kedapatan olehnya bahwa peluru-peluru yangdibawa
pasukan tidak cocok dengan senjata Lee
Enfield, karena buatan
Jepang. Wangko Sumantidi Teling Manado segera dihubungi melalui telepon dan
ternyata memang ada kekeliruan dandiakui Sumanti sebagai keteledoran akibat
kesibukan pada waktu pasukan disiapkan di malam buta untuk dikirim ke
Tomohon. Seandainya ada terjadi penyerbuan dan pertempuran makasenapan-senapan
yang dibawa akan tidak berdaya dan tidak ada gunanya.Pengamanan di kota-kota
kecamatan di Minahasa disertai dengan penurunan bendera Belandadan diganti
dengan penaikan bendera Merah-Putih, berlangsung di instansi-instansi
pemerintahdan polisi setempat di bawah pimpinan Freddy Lumanauw. Berturut-turut
di Tondano,Remboken, Kakas, Langowan dan Kawangkoan, selesai upacara bendera dilakukan
penertibanseperlunya di kalangan pamong-praja dengan mendapat bantuan penuh
dari pasukan-pasukan pemuda.Penyelesaian di Kamp Tawanan JepangPada subuh
14 Februari 1945, juga suatu pasukan dari Manado di bawah pimpinan
MauritsRotinsulu yang ditugaskan ke Girian untuk menguasai kamp tawanan Jepang,
berhasilmenangkap anggota-anggota tentara Belanda di asrama Girian dengan
bantuan Samel
Kumaunang dan Hans
Lengkoan, namun komandan kampemen tawanan yang bermarkas diWangurer, Letnan Van
Emden, bertahan dan tetap menguasai seluruh kamp tawanan itu. Perwiraini tidak
mengakui penyerahan pimpinan KNIL kepada pihak pemberontak, sedangkan ia
adalahkomandan dari Sekutu. Malah ia sempat menahan seorang anggota pasukan
Rotinsulu yang bernama Makalew.Setelah kegagalan ini dilaporkan kepada
Taulu, maka Taulu bersama Sumanti pergi ke Sariountuk meminta perintah tertulis
dari Kapten Blom buat Van Emden, agar ia segera menyerahkandiri kepada pasukan
Sumanti yang akan dikirim ke Girian.Bert Sigarlaki yang adalah ordonans tetap
untuk Van Emden diterima untuk masuk ke dalamkampemen dan menemui Van Emden.
Setelah surat dari Blom dibacanya, maka surat itudiludahinya dengan melemparkan
kata-kata kotor kepada alamat Blom seraya menyentak bahwasemua mereka sebangsa
di Manado adalah pengecut dan bukan militer.Kumaunang dan Lengkoan yang
menguasai asrama tentara di Girian memikirkan suatu siasatlain untuk menangkap
Van Emden, yaitu menunggu saatnya mereka berdua memegang pos dikamp tawanan di
lokasi Wangurer.Begitulah pada 17 Februari 1946 pada jam 06.00 pagi kedua
pejuang ini masuk dalam kelompok jaga, seluruhnya terdiri dari 8
orang. Mereka ini sepakat untuk menunjuk Samel Kumaunangyang akan menangkap Van
Emden, mengingat tubuhnya
yang besar dan kekar akan dapatmenguasai perwira Belanda itu, bila terpaksa
harus adu kekuatan.Tidak lama kemudian muncul komandan itu dengan jeepnya,
lengkap dengan senjata dua pistos pada masing-masing pinggangnya dan satu
stegun yang disandang. Waktu ia turun darikendaraannya menuju ke pos, Kumauang
berseru: 'µKomandan, Green bizonderheden(tidak kurang apa-apa dalam
penjagaan), namun disambungnya lagi: µ¶Letnan, kenapa kami tidak
dapat jatah rokok dari Manado, apakah saya boleh merokok?¶¶ µ¶
Oh, tentu saja¶¶, jawab Van
Emden,dan tangannya sibuk memeriksa dan mengeluarkan sebungkus rokok dari
sakunya. Ketika iamenyampaikan sebatang rokok sambil menyiapkan apinya kepada
Kumaunang, maka secepatkilat tangan letnan yang diulurkan itu ditarik dengan
sekuat-kuatnya, badannya condong jatuh kedepan dan setelah tangannya itu
diputar, stegun jatuh ke tanah dan kedua pistolnya dapat dilucutoleh Kumaunang.
Pada saat itu kawan-kawan lain menyergap perwira itu, mengikat keduatangan
kakinya dan menyeretnya ke dalam jeep. Ia dibiarkan dalam keadaan terikat dan
di bawah pengawasan, sampai seluruh kampemen tawanan dan penjagaan telah
ditertibkan dan dapat berjalan normal kembali, kini di bawah kekuasaan
Tentara Nasional Indonesia.Para anggota tentara Belanda lainnya sudah lebih
dahulu diangkut secara terpisah dari komandankampemen dengan adanya berita:
µ¶Perintah dari korps komandan supaya para perwira dan perwira bawahan
harus segera berkumpul di Manado tanpa membawa senjata¶¶.Kemudian rombongan
yang dipimpin oleh Kumaunang mengantar Van Emden ke Manado,disusuli rombongan
dari Sumanti yang ditugaskan oleh Taulu dengan maksud yang sama.Di sepanjang
jalan rakyat menyambut kemenangan ini dengan sorak-sorakan µ¶Hidup Merah
Putih¶¶. Dalam kup selama
beberapa hari ini semua warga Belanda dari KNIL maupun dari NICA berhasil
ditawan. Seorang pengusaha perkebunan Belanda, Van Loon, yang cobamelarikan
diri dengan perahu kecil ke Ternate, terpaksa harus kembali di pantai Likupang
dan ialangsung menyerahkan diri.